Dalam
perubahan yang sangat derastis jarang sekali saat ini kita akan mendengarkan
sebuah gendang beleq yang di gunakan untuk nyongkolang dan cilokak dalam
tradisi sasak. Tak pernah lagi ada yang melakukan nyongkolang yang sifatnya
rapi atau barisan dan menggunakan baju yang khas atau bedodot rapi dalam
tradisi nyongkolang, mungkin karena sering melihat acara tv yang adanya lagu
koplo atau musik rock dangdut lebih
jelasnya seperti pengamen jalanan ala kota-kota besar yang berbentuk saweran.
Kadang-kadang
semua karena kesenangan yang dilakukan sesaat untuk menarik perhatian para
pengiring barisan pengantin demi untuk meramaikan sebuah acara nyongkolang
sehingga seorang pengantin terpaksa untuk tidak memakai gendang beleq atau
cilokak dikarenakan kalau memakai gendang beleq atau cilokak akan sepi
mengantar pengantin peria kerumah pengantin wanita.
Mulai
dari anak kecil hingga orang dewasa jarang sekali saya mendengar akan
keberadaan cilokak dan gendang beleq digunakan dalam nyongkolang apakah kalah
dengan kecimol yang menarik perhatian
atau jaman sudah mulai berubah. Mulai anak-anak sampai orang dewasa sangat
senang mendengarkan lagu-lagu yang digunakan oleh kecimol, mungkin karena
godaan penyanyi atau dancer yang begitu dilihat menarik atau orang lebih senang memberikan uang
kepada penari saat melakukan joget.
Sehingga
gendang beleq dan cilokak akan redup atau akan menghilang, tidak seperti
tahun-tahun 2000 orang-orang senang menggunakan gendang beleq dan
cilokak dalam nyongkolang.
Semoga
gendang beleq tetap keberadaanya dalam nyongkolang.
foto sumber google.
Hmmm
BalasHapus